Dua tahun di Paris Saint-Germain meninggalkan kesan yang buruk untuk Dani Alves . Bukan soal klub, melainkan orang-orang Paris yang suka melecehkan ras.
Alves memperkuat PSG sedari 2017 hingga 2019. Di klub kaya tersebut, Alves terbilang sukses dengan 73 penampilan dan delapan gol di seluruh kompetisi.
Dia juga membawa PSG meraih dua gelar Ligue 1 yang juga menambah koleksi gelar pribadinya. Meski berstatus bek kanan inti tim itu dan dikelilingi banyak pemain Brasil, Alves rupanya tidak betah.
Ketika kontraknya habis musim panas kemarin, Alves memutuskan pulang kampung ke Brasil untuk memperkuat Sao Paulo. Keputusan ini dipertanyakan mengingat PSG sebenarnya sudah menawarkan perpanjangan kontrak.
Terkait hal tersebut, Alves akhirnya buka suara juga. Bek 36 tahun itu bukannya tidak betah lama-lama berseragam PSG, melainkan ada faktor eksternal yang
Baca Juga : LFA Epoka 2019 Lao iha Situasaun Difisil
mempengaruhi.
Baca Juga : LFA Epoka 2019 Lao iha Situasaun Difisil
mempengaruhi.
Alves secara blak-blakan menyebut warga Paris kebanyakan rasialis dan suka memandang miring pada pendatang, khususnya yang berkulit hitam.
"Paris itu kota yang stress - saya tidak begitu suka. Jika Anda cuma seminggu di sana, itu bakal jadi perjalanan luar biasa selama hidup. Lebih dari itu, sangat keras dan membuat Anda tidak nyaman," ujar Alves seperti dikutip ESPN.
"Sedikit mengingatkanku pada kota Sao Paulo. Meski demikian, di Paris, orang-orangnya sangat rasialis. Sangat-sangat rasialis. Mereka tidak mengejekku memang, karena saya akan mengatakan mereka harus ke mana. Tapi, saya melihat perlakuan mereka kepada teman-teman saya," sambungnya.
0 Comments